“Jerami
Padi merupakan salah satu pakan alternatif yang paling banyak dipakai
untuk memenuhi kekurangan hijauan pakan ternak. Namun bahan pakan
tersebut berkualitas rendah karena rendahnya kandungan nutrien dan
kurang dapat dicerna. Dengan pengolahan, daya cerna jerami Padi dapat
ditingkatkan hingga 70 % dan kandungan proteinnya dapat mencapai 5 - 8
%”.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2005-2009 populasi Sapi di Kabupaten Magetan rata-rata sebesar 60.226 ekor. Diantaranya dikirim keluar daerah rata-rata 8.470 ekor per tahun atau per minggu dapat dikirim rata-rata 163 ekor Sapi. Sapi yang dikirim keluar daerah umumnya adalah Sapi hasil penggemukan (Sapi Kereman) para peternak yang tersebar di wilayah kecamatan Panekan, Sidorejo, Plaosan dan Poncol. Untuk membudidayakan Sapi tersebut tentu dibutuhkan pakan ternak yang cukup sepanjang tahun.
Salah satu kendala utama dalam usaha budidaya ternak ruminansia di Kabupaten Magetan adalah ketersediaan hijauan pakan ternak yang berkurang drastis pada musim kemarau. Untuk mengatasi kendala tersebut pada umumnya petani ternak memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak antara lain : pucuk Tebu, jerami Padi, jerami Jagung, jerami Kacang Tanah, jerami Kedelai, dan jerami Sorgum. Dengan pengolahan, daya cerna jerami Padi dapat ditingkatkan hingga 70 % dan kandungan proteinnya dapat mencapai 5 - 8 %.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2005-2009 populasi Sapi di Kabupaten Magetan rata-rata sebesar 60.226 ekor. Diantaranya dikirim keluar daerah rata-rata 8.470 ekor per tahun atau per minggu dapat dikirim rata-rata 163 ekor Sapi. Sapi yang dikirim keluar daerah umumnya adalah Sapi hasil penggemukan (Sapi Kereman) para peternak yang tersebar di wilayah kecamatan Panekan, Sidorejo, Plaosan dan Poncol. Untuk membudidayakan Sapi tersebut tentu dibutuhkan pakan ternak yang cukup sepanjang tahun.
Salah satu kendala utama dalam usaha budidaya ternak ruminansia di Kabupaten Magetan adalah ketersediaan hijauan pakan ternak yang berkurang drastis pada musim kemarau. Untuk mengatasi kendala tersebut pada umumnya petani ternak memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak antara lain : pucuk Tebu, jerami Padi, jerami Jagung, jerami Kacang Tanah, jerami Kedelai, dan jerami Sorgum. Dengan pengolahan, daya cerna jerami Padi dapat ditingkatkan hingga 70 % dan kandungan proteinnya dapat mencapai 5 - 8 %.
Jerami Padi merupakan salah satu pakan alternatif yang paling banyak dipakai untuk memenuhi kekurangan hijauan pakan ternak. Namun bahan pakan tersebut berkualitas rendah karena rendahnya kandungan nutrien dan kurang dapat dicerna. Dinding sel jerami padi banyak mengandung lignin dan silika, sehingga menyebabkan selulosa dan hemiselulosa yang merupakan sumber energi bagi ternak tidak dapat dicerna oleh mikroba di dalam rumen. Oleh karena itu agar jerami Padi dapat memenuhi syarat sebagai bahan pakan yang baik, maka kualitasnya harus ditingkatkan (Leaflet 'Teknologi Pengolahan Limbah Pertanian Untuk Pakan Ternak' | Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan).
Dengan pengolahan, daya cerna jerami Padi dapat ditingkatkan hingga 70 % dan kandungan proteinnya dapat mencapai 5 - 8 %. Cara untuk mengolahnya dengan melakukan fermentasi dan amoniasi pada jerami tersebut.
Teknologi pengolahan limbah pertanian untuk pakan ternak dapat dilakukan dengan cara silase, fermentasi dan amoniasi.
Silase
a. Alat, Bahan dan Komposisi :
1. Hijauan makanan ternak.
2. Sumber energi (tetes, dedak, jagung) 3-5 %.
3. Silo.
4. Chopper/golok.
5. Plastik penutup.
b. Prosedur Pembuatan :
1. Potong hijauan makanan ternak dengan panjang 5 – 10 cm.
2. Siapkan dedak halus/bekatul/tetes/jagung.
3. Masukkan potongan hijauan makanan ternak sedikit demi sedikit sehingga menjadi berlapis-lapis.
4. Jarak antar lapisan satu dengan yang lain diberi dedak/bekatul/tetes.
5. Untuk setiap 100 kg potongan hijauan makanan ternak diperlukan dedak/bekatul/tetes 5 – 10 kg.
6. Injak-injak sehingga menjadi padat.
7. Tutup rapat dengan plastik, proses ensilase selesai setelah 10 – 14 hari.
Jerami Fermentasi
a. Alat, Bahan dan Komposisi
1. Timbangan.
2. Ember plastik.
3. Jerami padi.
4. Probiotik/fermentor (Starbio) 0,3 % dari total jerami.
5. Urea sebanyak 6 % dari total jerami.
6. Air bersih secukupnya.
7. Embrat (gembor/alat semprot). Penyiapan pada musim penghujan, tambahkan pelindung plastik untuk penyimpanan di tempat terbuka.
b. Prosedur Pembuatan :
1. Timbang jerami Padi dan tumpuk lapis per lapis dengan ketebalan kurang dari 30 cm.
2. Taburkan Starbio di atas tumpukan jerami Padi.
3. Siramkan larutan Urea (Urea + air secukupnya) ke atas tumpukan jerami Padi hingga mencapai kelembaban kira-kira 65 % (bila jerami Padi dipegang airnya tidak menetes).
4. Padatkan dengan terus menginjak-injak dan lapisi dengan pelindung plastik.
5. Biarkan selama kurang lebih 21 hari agar proses fermentasi berlangsung.
6. Jerami yang telah difermentasi dikeringkan dan diangin-anginkan sebelum disimpan dan diberikan ke ternak.
Proses fermentasi berjalan baik apabila tekstur jerami terasa lunak bila dipegang, berwarna kuning kecoklatan dan berbau seperti karamel.
Jerami Amoniasi
Amoniasi jerami dapat dilakukan di permukaan tanah, di dalam drum, lubang dalam tanah, atau tempat yang terbuat dari anyaman bambu.
a. Alat, Bahan dan Komposisi
1. Kantong plastik.
2. Tali rafia.
3. Panci plastik.
4. Urea 300 gram.
5. Pisau.
6. Timbangan.
7. Jerami 5 kg.
8. Air 5 liter.
b. Prosedur Pembuatan :
1. Jerami dipotong-potong 5 – 10 cm.
2. Urea dilarutkan dalam 5 liter air.
3. Potongan jerami Padi dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu permukaannya disiram dengan larutan Urea sampai merata. Hal ini diulang sampai jerami habis.
4. Kantong plastik ditekan-tekan untuk mengeluarkan udara.
5. Kantong plastik ditutup rapat dengan menggunakan tali rafia.
6. Kantong plastik disimpan di tempat yang kering selama 30 hari.
No comments:
Post a Comment