Dalam bukunya
‘Teori Pembangunan Dunia Ketiga’, Arief Budiman mengemukakan ada empat
hal tolak ukur atau indikator yang bisa dijadikan landasan berhasil
tidaknya pembangunan di suatu negara, termasuk Indonesia, teori tersebut antara lain
a. Kekayaan rata-rata
Pembangunan
dimaknai dalam arti pertumbuhan ekonomi. Sebuah masyarakat dinilai
berhasil melaksanakan pembangunan bila pertumbuhan ekonomi masyarakat
tersebut cukup tinggi. Jadi yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau negara tersebut tiap tahunnya. Dalam bahasa teknis ekonominya GNP (Gross National Product ) dan PDB atau GDP (Product Domestik Bruto atau Gross Domestic Product). Pembangunan di sini diartikan sebgai jumlah kekayaan keseluruhan sebuah bangsa atau negara
b. Pemerataan
Bangsa atau negara yang berhasil melakukan pembangunan adalah bangsa atau negara selain mempunyai produktivitas yang tinggi, tetapi
penduduknnya juga makmur dan sejahtera secara relatif merata. Tidak
semua negara yang berhasil meningkatkan PNB/kapitanya berhasil juga
dalam meratakan hasil-hasil pembangunannya. Demikian juga tidak semua
negara yang masih rendah PNB/kapitanya menunjukkan ketimpangan yang
tinggi dalam hal pemerataan.
c. Kualitas kehidupan
Salah satu cara untuk mengukur kesejahteraan penduduk sebuah negara adalah dengan menggunakan tolok ukur PQLI (Physical Quality of Life Index ). Tolok ukur ini diperkenalkan oleh Moris yang mengukur tiga indikator yaitu:
· rata-rata harapan hidup setelah umur satu tahun
· rata-rata jumlah kematian bayi
· rata-rata prosentasi buta dan melek huruf.
d. Kerusakan lingkungan
Sebuah
negara yang tinggi produktivitasnya dan merata pendapatan penduduknya,
bisa saja berada dalam sebuah proses untuk menjadi miskin. Hal ini
misalnya, pembangunan yang menghasilkan produktivitas yang tinggi itu
tidak mempedulikan dampak terhadap lingkungannya. Lingkungannya semakin
rusak. Kriteria keberhasilan pembangunan yaitu faktor kerusakan
lingkunagan sebagai faktor yang menentukan.
e. Keadilan Sosial dan kesinambungan
Pembangunan yang berhasil mempunyai unsur :
· Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
· Berkesinambungan : tidak terjadi kerusakan sosial dan alam
Menurut sumber lain ada beberpa teori, antara lain
Ø Teori Harrod-Domar: Tabungan dan Investasi
Teori ini
mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tinggi rendahnya
tabungan dan investasi. Pada intinya, teori ini menekankan bahwa
pembangunan hanya merupakan masalah penyediaan modal untuk investasi.
Ø Max Weber: Etika Protestan
Max Weber
adalah seorang sosiolog Jerman yang dianggap sebagai bapak sosiologi
modern. Menurutnya, peran agama adalah faktor yang menyebabkan munculnya
kapitalisme di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Etika Protestan
mengajarkan bahwa orang-orang bekerja keras untuk mencapai sukses, dan
mereka akan mendapatkan imbala ndari Tuhan yatu masuk Surga. Hal inilah
yang mendorong ekspansi kaum Barat menjelajahi dunia.
Disini
saya tidak melihat bahwa Etika Protestan hanya utnuk orang Barat ataupun
mereka yang beragama Protestan. Kita harus memandangnya sebagai suatu
semangat kerja keras demi apa yang disebut pahala dan kesuksesan. Hal
ini dilakukan demi pengabdian kepada agama mereka, bukan untuk hasil
material. Oleh karena itu, Etika Protestan menjadi sebuah nilai tentang
kerja keras tanpa pamrih untuk mencapai sukses.
Ø David McClelland: Berprestasi atau n-Ach
McClelland tiba pada konsepnya yang terkenal, yaitu need for achievement,
atau kebutuhan untuk berprestasi. Menurutnya, mirip dengan Etika
Protestan, keinginan, dorongan untuk berprestasi ini tidak sekedar untuk
meraih imbalan material yang besar. Ada kepuasan pribadi tersendiri
apabila seseorang berhasil melaksanakan pekerjaannya dengan sempurna.
Selanjutnya
menurutnya, apabila dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang
memiliki n-Ach yang tinggi, masyarakat tersebut akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Ø W.W. Rostow: Lima Tahap Pembangunan
Pada awal
50s, selepas Perang Dunia II, kebanyakan negara yang dijajah telah
mendapat merdeka. Bawah regim komunis, negara yang baru merdeka
merupakan Negara kapital telah cuba menggunakan polisi yang ketat bagi
meletakkan negara yang kurang membangun kepada sebahagian pembangunan.
Dalam perancangan U.S.Mashall telah berjaya mengubah daripada negara
yang berasaskan pertanian kepada negara sedang membangun yang
menjalankan kegiatan industri dan memimpin maklumat bagi teori tahap
Rostow’s. Dalam peralihan daripada negara kurang membangun kepada negara
membangun, beberapa tahap dalam proses bagi sesebuah negara haruslah
dilalui. Rostow’s telah menghuraikan tahap-tahap ini kepada 5 tahap
iaitu yang dikenali sebagai Teori Pembangunan Linear.
Kelima tahap tersebut adalah:
- Tahap 1: Masyarakat Tradisional (Tradisional Society)
Ilmu
pengetahuan pada masyarakat ini masih belum banyak dikuasai. Masyarakat
jenis ini masih dikuasai oleh hal-hal mistis. Masyarakat ini cenderung
statis, dalam arti kemajuan berjalan dengan sangat lambat. Produksi
digunakan untuk konsumsi. Tidak ada investasi.
- Tahap 2: Perubahan (Transitional Stage)
Dalam
tahap ini, terdapat pertumbuhan tabungan, pelaburan dan pengusahaan.
Kelebihan perdagangan akibat pertumbuhan telah menyokong kemunculan
infrastruktur pengangkutan. Biasanya, keadaan ini terjadi akibat campur
tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih maju. Campur tangani
ini menggoyahkan masyarakat tradisional itu, dan di dalamnya mulai ada
ide pembaharuan.
- Tahap 3: Lepas Landas (Take Off)
Ini
adalah awal bagi proses pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan,
ditandai dengan 3 ciri utama dalam sektor ini yang dikenal pasti:
a. Terdapat peningkatan dalam peleburan secara produktif, yaitu mencapai pertumbuhan dari 5% menjadi lebih dari 10%.
b. Terdapat kadar pertumbuhan yang tinggi bagi pembangunan dalam satu atau beberapa sektor ekonomi.
c. Kewujudan yang cepat bagi rangka kerja politik, sosial, dan institusi yang mendorong perkembangan sektor modern.
- Tahap 4: Bergerak ke Arah Kedewasaan (Drive to Maturity)
Ini
adalah tahap di mana semua rintangan atau halangan bagi lepas landas
(take-off) diatasi. Masyarakat harus melancarkan diri kepada masyarakat
yang dapat menampung keperluan asas bagi mencapai pertumbuhan ekonomi.
- Tahap 5: Konsumsi Massal yang Tinggi (High Mass Consumption)
Kenaikan
pendapatan menyebabkan konsumsi tidak hanya untuk kebutuhan pokok saja,
tetapi meningkat kepada kebutuhan hidup yang lebih tinggi. Produksi
industri juga berubah, dari kebutuhan dasar menjadi barang knsumsi yang
tahan lama. Pada titik ini, pembangunan sudah merupaka sebuah proses
yang berkesinambungan, yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus.
Ø Bert F. Hoselitz: Faktor-Faktor Non-ekonomi
Faktor non-ekonomi ini disebut oleh Hoselitz sebagai faktor kondisi lingkungan,
yang dianggap penting dalam proses pembangunan. Menurutnya, yang
penting adalah keterampilan kerja tertentu, termasuk tenaga wiraswasta
yang tangguh. Namun, itu saja tidak cukup. Untuk membangun diperlukan
modal, dan modal itu didapat dari perbankan. Artinya, bank memiliki
peran yang sentral dalam memajukan suatu daerah.
Ø Alex Inkeles dan David H.Smith: Manusia Modern
Modernisasi, menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk
menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang
bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional.
Lazimnya suka dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Hal ini
berhubungan dengan perubahan orientasi.
Yang
dimaksudkan orientasi atau arah perubahan di sini meliputi beberapa
orientasi, antara lain (1) perubahan dengan orientasi pada upaya
meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru, (3) suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis atau ada pada masa lampau.
Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa yang selain berupaya
mengadakan proses modernisasi pada berbagai bidang kehidupan, apakah
aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek; namun
demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat atau bangsa yang
bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali
serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jati diri sebagai bangsa yang bermartabat.
terimakasih artikelnya sangat bermanfaat dan membantu
ReplyDeleteAssalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,SAYA IBU SUKMA Sengaja ingin menulis
ReplyDeletesedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
500 JT saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan AKI SAKTI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 HARI
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI sakti
kata BELIAU pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 2Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 2M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi Aki Sakti DI NOMOR 085_242_421_477
agar di berikan arahan. jika ingin seperti saya coba hubungi Aki Sakti pasti akan di bantu Oleh Beliau