Sapi Brahman
adalah keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss. Aslinya berasal dari
India kemudia masuk ke Amerika pada tahun 1849 berkembang pesat di
Amerika, Di AS, sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi dan
ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor
ke berbagai negara. Dari AS, sapi Brahman menyebar ke Australia dan
kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1974.
Ciri khas sapi Brahman
adalah berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher
sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga panjang
menggantung dan berujung runcing. Sapi ini adalah tipe sapi potong
terbaik untuk dikembangkan.
Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi
ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan
(rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang
jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.
Sapi ini juga berkembang biak di
Australia. Bahkan, para pembibit sapi di Australia melakukan persilangan
sapi Brahman dengan bangsa sapi lainnya seperti Simmental, Herefod dan Limousin,
hasilnya dikenal dengan nama sapi Brahman Cross, yang sejak tahun 1985
sudah masuk ke Indonesia melalui program bantuan Asian Development Bank
(ADB). Sapi ini cocok dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis.
Sapi Brahman
Cross pada awalnya merupakan bangsa sapi Brahman Amerika yang diimpor
Australia pada tahun 1933. Mulai dikembangkan di stasiun CSIRO’s
Tropical Cattle Research Centre Rockhampton Australia, dengan materi
dasar sapi Brahman, Hereford dan Shorthorn dengan proporsi darah
berturut-turut 50%, 25% dan 25% (Turner, 1977), sehingga secara fisik
bentuk fenotip dan keistimewaan sapi Brahman cross cenderung lebih mirip
sapi Brahman Amerika karena proporsi darahnya lebih dominan.
Sapi Brahman Cross
mulai diimport Indonesia (Sulawesi) dari Australia pada tahun 1973.
Hasil pengamatan di Sulawesi Selatan menunjukkan persentase beranak
40,91%, Calf crops 42,54%, mortalitas pedet 5,93, mortalitas induk
2,92%, bobot sapih (8-9 bulan) 141,5 Kg (jantan) dan 138,3 Kg betina,
pertambahan bobot badan sebelum disapih sebesar 0,38 Kg/ hari
(Hardjosubroto, 1984)
Pada tahun 1975, sapi Brahman cross didatangkan ke pulau Sumba dengan tujuan utama untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole
di pulau Sumba. Importasi Brahman cross dari Australia untuk UPT
perbibitan (BPTU Sembawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001 dalam
rangka revitalisasi UPT. Penyebaran di Indonesia dilakukan secara
besar-besaran mulai tahun 2006 dalam rangka mendukung program percepatan
pencapaian swasembada daging sapi 2010.
1 Jarak beranak 531,1 hari
2 Berat Lahir 26,26 Kg
3 Berat Sapih 100,1 Kg
4 Berat Setahun 289,5 Kg
3 Berat Sapih 100,1 Kg
4 Berat Setahun 289,5 Kg
No comments:
Post a Comment