Lalat buah (Bactrocera sp.) adalah hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran, termasuk tanaman cabai. Serangan lalat buah diperkirakan mencapai 4.790 ha dengan kerugian Rp 21, 99 miliar. Lalat buah merupakan salah satu hama penyebab gagalnya panen buah.
Morfologi
Lalat buah dewasa ukurannya sedang dan berwarna kuning dan sayapnya
datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat kekuningan. Abdomennya ada pita-pita hitam, sedangkan thoraxnya ada bercak-bercak kekuningan. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras.
Daur Hidup
Dengan ovipositornya, lalat ini menusuk kulit buah Jumlah telur sekitar 100-120 butir. Setelah 2-3 hari, telur akan menetas dan menjadi berengaBerenga tersebut akan membuat terowongan di dalam buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 2 minggu. Berenga yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh diatas tanah, kemudian membuat terowongan 2-5 cm dan berpupa.Lama masa pupa 7-8 hari.Total
daur hidupnya antara 23-34 hari, tergantung keadaan udara. Dalam satu
tahun lalat ini kira-kira menghasilkan 8-10 generasi.
Serangan
Lalat buah merupakan hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran.
Gejala serangan
Lalat betina dengan ovipositornya menusuk buah dan meletakkan telurnya dalam lapisan epidermis. Pada waktu menetas, larvanya akan memakan daging buah hingga warna buah menjadi jelek dan tidak dapat dimakan.[ Biasanya serangan lalat ini diikuti hama lain. Telur kadang diletakkan tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada bunga dan batang] Batang yang terserang akan menjadi bisul. Sementara itu buahnya akan menjadi kecil dan berwarna kuning.
Akibat serangan
Misalnya pada tanaman cabai, Ciri dari cabai yang terkena serangan
hama lalat buah adalah warna kulitnya menjadi hitam mengeras, busuk
sehingga mengurangi kuantitas dan kualitas hasil produksinya, dan
menyebabkan cabai akan gugur sebelum waktunya. Akibat serangan lalat buah, buah akan gugur sebelum waktunya, hitam mengeras, dan busuk sehingga mengurangi kuantitas dan kualitas hasil produksinya.
Pengendalian
Selama ini, Bractocera dorsalis pada tanaman dapat dikendalikan dengan beberapa cara, diantaranya yaitu insektisida., pemanfaatan musuh alami, pemanfaatan flavonoid dari kulit jeruk manis dan bioinsektisida.
insektisida
Tetapi pengendalian dengan insektisida dapat menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan.
Seperti resistensi hama terhadap insektisida, resusgensi, matinya
organisme bukan sasaran, dan residu insektsida yang membahayakan apabila
dikonsumsi oleh manusia.
Bioinsektisida
Bioinsektida adalah mikroorganisme pengendali serangga. Selain penyakit, kendala utama dalam budidaya tanaman adalah serangan hama.
Pada awal infeksi bakteri, serangga akan menunjukkan penurunan
aktivitas makan dan cenderung mencari perlindungan di tempat tersembunyi
(dibawah daun). Sementara larva serangga akan mengalami diare, mengeluarkan cairan dari
mulutnya, dan mengalami kelumpuhan pada saluran makanan.
pemanfaatan musuh alami
pengelolaan hama Lalat buah (Bactrocera dorsalis) dengan memnfaatkan keanekaragaman hayati dalam agroekosistem. Seperti Pengendalian Bractocera dorsalis yang sudah dilakukan adalah dengan pemanfaatan musuh alami sebagai agen pengendali.
Di mana dalam aplikasinya perlu ditunjang oleh beberapa hal, yaitu
teknik perbanyakan inangnya yaitu B. dorsalis dengan menggunakan pakan
buatan; eksplorasi, identifikasi musuh alami, yakni parasitopid B. dorsalis serta peranannya dalam pengelolaan hama lalat buah; dan manipulasi musuh alami melalui praktik agronomis agar efektif sebagai agen pengendali hayatiBalai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) di Bogor telah melakukan serangkaian penelitian pengendalian hama tersebut. Pengendalian yang dipilih menggunakan Minyak Cemara Hantu (Melaleuca braceata) dan minyak selasih (Ocimum sanctum) yang berpeluang menjadi atraktan karena mengandung metil eugenol yang cukup tinggi. Sifatanya sebagai atraktan dapat menarik lalat buah. Akan tetapi tidak membunuhnya.
Referensi
- Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Hlmn :22. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve
- Media Bisnis Indonesia 2003
- Perhimpunan Etomologi Indonesia. Cabang Bogor. 1999. Prosiding, Perhimpunan Etomologi Indonesia. Bogor:Perhimpunan Entomologi Indonesia, Cabang Bogor
No comments:
Post a Comment