Sapi Madura adalah salah satu sapi asli Indonesia. Sapi Madura
berasal dari pulau madura dan pulau-pulau di sekitarnya. Pulau Sapudi
sangat dikenal sebagai tempat sapi Madura berkembang pesat. Sapi Madura
merupakan persilangan Bos sondaicus dengan Bos indicus. Ciri-ciri punuk
diperoleh dari Bos indicus sedangkan warna diwarisi dari Bos sondaicus.
Namun penelitian Popescu dan Smith (1998) menunjukkan bahwa pola
karyotipik sapi Madura menunjukkan adanya kemiripan dengan Bos taurus,
kecuali pada kromosom Y-nya yang mirip dengan Bos indicus. Sehingga
Popescu dan Smith menyimpulkan sapi Madura merupakan hasil perkawinan
silang antara indukan Bos taurus atau Bos javanicus dengan pejantan Bos
indicus.
Karena kekhususannya, sejak tahun 1934 pemerintah telah menetapkan bahwa sapi Madura seragam dalam bentuk dan warna. Hal ini untuk menjaga keaslian sapi Madura. Sapi Madura mudah hidup dan berbiak dimana saja. Sapi Madura juga tahan terhadap berbagai penyakit. Karena kelebihan tersebut , sapi Madura biasanya banyak dikirim ke lain daerah, lain pulau sebagai bantuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, selain dikirim juga sebagai sapi potong. Bila tidak diperhitungkan dengan baik, bisa jadi populasi sapi Madura di pulau Madura akan terkuras. Dan keaslian sapi Madura juga terancam. Sejak tahun 1957 telah dicoba meningkatkan mutu genetik dengan menyilangkan dengan sapi Red Deen. Apalagi program-program upgrading atau pengembangan genetik ternak dengan cara inseminasi terus digalakkan, sehingga muncul istilah Madrasin, yaitu sapi Madura yang dikawinsilangkan dengan Limousin. Saat saya kecil dulu dikenal istilah Madrali yaitu sapi Madura yang dikawinsilangkan dengan “sapi Australi” yang saya tahu sebetulnya adalah bangsa sapi Santa gertrudis. Di luar pulau Madura sendiri tidak ada jaminan keaslian genetik sapi Madura tetap terjaga dengan baik. Untuk itu seharusnya ada langkah-langkah untuk tetap menjaga kelestarian plasma nutfah ini agar bangsa sapi yang hanya ada di Indonesia ini tetap lestari.
Sapi Madura tergolong sapi berukuran kecil. Tinggi sapi jantan berkisar 120 cm dan betina 105 cm. Sapi madura berwarna merah coklat atau coklat tua dengan warna putih tanpa batas yang jelas disekitar pantat. Warna putih juga ditemui pada daerah kaki serta sedikit di sekitar moncong. Bobot hidup berkisar 220-250 kg, dengan berat karkas berkisar 50,96%-51,72%. Libido sapi jantan sangat kuat namun, produksi semen agak rendah. Sapi jantan mempunyai rata-rata 1,0-1,3 ml per ejakulasi dengan konsetrasi 409 juta spermatozoa.
Bibit sapi Madura yang baik adalah berwarna merah bata atau merah coklat dengan warna putih dengan batas tidak jelas pada pantat, tanduk kecil pendek mengarah keluar. Pada sapi jantan, gumba berkembang dengan baik sedangkan sapi betina, gumba tidak tampak jelas. Tubuh kecil, kaki pendek. Tinggi gumba pada sapi jantan kelas I minimal 121 cm, kelas II minimal 110 cm dan kelas III minimal 105 cm. Tinggi gumba sapi betina kelas I minimal 108 cm, kelas II minimal 105 cm, kelas III minimal 102 cm. Sapi madura jantan berumur 24-36 bulan sedangkan sapi betina berumur 18-24 bulan.
No comments:
Post a Comment