Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan)
). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan
massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem
tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial
dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem
yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat
sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir
seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan
massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
Contoh hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g
air, maka bila reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan
diperoleh massa campuran produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air, maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar 36 g.
Sejarah Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789. Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748)
juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam
eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting dalam mengubah alkemi
menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak
pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif
transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses
dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.
Kekekalan massa vs. penyimpangan
Ketika energi seperti panas atau cahaya diijinkan masuk ke dalam atau
keluar dari sistem, asumsi hukum kekekalan massa tetap dapat digunakan.
Hal ini disebabkan massa yang berubah karena adanya perubahan energi
sangatlah sedikit. Sebagai contoh adalah perubahan yang terjadi pada
peristiwa meledaknya TNT.
Satu gram TNT akan melepaskan 4,16 kJ energi ketika diledakkan. Namun
demikian, energi yang terdapat dalam satu gram TNT adalah sebesar 90 TJ
(kira-kira 20 miliar kali lebih banyak). Dari contoh ini dapat terlihat
bahwa massa yang akan hilang karena keluarnya energi dari sistem akan
jauh lebih kecil (dan bahkan tidak terukur) dari jumlah energi yang
tersimpan dalam massa materi.
Penyimpangan
Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka
dengan proses yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan
seperti reaksi nuklir.
Salah satu contoh reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi
pelepasan energi dalam jumlah besar pada bintang. Hubungan antara massa
dan energi yang berubah dijelaskan oleh Albert Einstein dengan persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang terlibat, m merupakan jumlah massa yang terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan cahaya.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pada sistem tertutup, karena energi
tidak keluar dari sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.
No comments:
Post a Comment