Hukum fisika ialah generalisasi ilmiah berdasarkan pada pengamatan empiris. Hukum alam ialah kesimpulan yang diambil dari, atau hipotesis yang ditegaskan oleh eksperimen ilmiah. Penciptaan deskripsi ringkas alam dalam bentuk sejumlah hukum ialah tujuan fundamental sains.
Deskripsi
Beberapa sifat umum hukum fisika telah dikenali (lihat Davies (1992)
dan Feynman (1965) sebagaimana yang diamati, walau masing-masing
karakterisasi tak perlu asli dari mereka). Hukum fisika itu:
- benar. Dengan definisi, takkan pernah ada pengamatan kontradiktif yang berulang.
- universal. Mereka muncul untuk penerapan di manapun di alam. (Davies)
- sederhana. Mereka khas ditunjukkan dalam istilah persamaan matematika sederhana. (Davies)
- mutlak (Davies)
- kekal. Tak berubah sejak pertama kali ditemukan (meski barangkali telah diperlihatkan untuk menjadi perkiraan dari hukum yang lebih akurat—lihat "hukum sebagai perkiraan" berikut), muncul dan tak berubah sejak awal semesta. (Davies)
- secara umum konservatif dari kuantitas. (Feynman)
- sering dicontohkan simetri. (Feynman)
- khas secara teoretis berbalik dalam waktu (jika non-kuantum), walau waktu sendiri tak dapat berulang. (Feynman)
Sering, yang mengeri matematika dan konsepnya dengan baik cukup
mengerti esensi hukum fisika juga merasa bahwa memilikikecemerlangan
intyelektual yang menjadi sifatnya. Banyak ilmuwan menetapkan bahwa
mereka menggunakan persepsinya dari kecemerlangan itu sebagai petunjuk
mengembangkan hipotesis, sejak memandang menghubungkan antara
kecemerlangan dan kebenaran.
Hukum fisika berbeda dari teori
ilmiah dengan kesederhanaannya. Teori ilmiah memiliki banyak persamaan
sifat sebagai hukum, namun umumnya lebih kompleks daripada hukum;
mempunyai banyak komponen bagian, dan lebih mungkin berubah sebagai
kumpulan data percobaan yang tersedia dan pengembangan analisis.
Contoh
Artikel utama: Daftar hukum sains. Lihat pula: hukum ilmiah yang dinamai menurut orang
Beberapa hukum yang lebih terkenal ditemukan dalam teori (kini) mekanika klasik Isaac Newton, ada dalam bukunya Principia Mathematica, dan teori relativitas Albert Einstein. Contoh hukum alam lain termasuk hukum Boyle pada gas, hukum Ohm, 4 hukum termodinamika, dll.
Hukum sebagai perkiraan
Di luar komunitas ilmiah, sering dianggap bahwa hukum alam telah dibuktikan melalui keraguan, dalam cara yang sama bahwa teorema matematika dapat dibuktikan.
Bagaimanapun, tak begitu juga. Persis bahwa tiada hal pernah terlihat
di mana secara terulang dilanggar. Selalu mungkin untuknya untuk dibuat
tak berlaku dengan pengulangan, bukti percobaan yang bertentangan, tiap
yang akan terlihat. Bagaimanapun, perubahan fundamental pada hukum tak
mungkin besar-besaran, sejak ini akan menyatakan perubahan secara tak
langsung pada susunan dasar semesta, yang akan hampir pasti membuatnya
dengan segera tak dapat didiami; Jika hukum berubah, kita takkan di sini
untuk mengamati.
Hukum yang berkedudukan kokoh telah sungguh dibuat tak berlaku dalam
beberapa kasus khusus, namun formulasi baru yang diciptakan untuk
menjelaskan ketidakcocokan dapat dikatakan menyamaratakan pada, daripada
penggulingan, aslinya. Hukum yang tak berlaku itu telah ditemukan untuk
menjadi satu-satunya perkiraan akhir, pada yang istilah atau faktor
lain harus ditambahkan untuk menutupi yang sebelumnya tak
terhitung-untuk syarat, contoh, skala waktu atau ruang yang lebih besar
atau lebih kecil, kecepatan atau massa yang besar, dsb. Jadi, daripada
pengetahuan yang tak berubah, sebenarnya hukum fisika lebih baik
dipandang sebagai rangkaian memperbaiki perkiraan.
Contoh yang banyak diketahui ialah bahwa hukum gravitasi Newton: saat menggambarkan dunia secara akurat untuk pengamatan most pertinent, seperti gerakan obyek astronomi dalam tata surya,
ditemukan tak sama saat diterapkan pada semata-mata massa atau
kecepatan besar. Teori relativitas umum Einstein, bagaimanapun, secara
akurat memegang interaksi gravitasi pada keadaan ekstrem itu, di samping
jajaran yang dicakup hukum Newton. Rumus Newton untuk gravitasi masih
digunakan dalam banyak keadaan, sebagai perkiraan yang lebih mudah untuk
memperhitungkan dari hukum gravitasi. Hubungan yang mirip ada antara persamaan Maxwell dan teori elektrodinamika kuantum;
ada beberapa kasus. Ini memberi kesan pertanyaan (tak terjawab) apakah
ada hukum fisika yang akhirnya benar, atau apakah semuanya masih
meneliti di mana panca indera dan perlengkapan rasional kita telah
menghasilkan secara matematis perkiraan sederhana, benar dalam jajaran
pengalaman manusia, pada rumus yang benar yang tak dapat diperoleh.
Keperluan, asal, dan keberadaan
Jika semesta chaos, keberadaan kehidupan
sebagaimana yang diketahui takkan mungkin, sejak kerumitan yang diatur
ialah ciri-ciri hidup yang tetap. Hukum alam menciptakan urutan di alam
semesta, dan berakibat dalam lingkungan stabil secara umum yang, menurut
asas antropis, ialah permisif hidup, termasuk kemanusiaan.
Bagaimanapun, darimana hukum alam berasal dan ada, dan mengapa merupakan
dari bentuk utama yang mereka, tak diketahui, dan dalam bidang metafisika.
Terkadang telah dikesankan bahwa hukum alam tidak nyata—bahwa
seluruhnya merupakan penemuan akal manusia, mencoba membuat pandangan
semesta. Secara kuat ini disangkal oleh kemanjuran sains yang
spektakuler—kekuatannya untuk memecahkan sebaliknya masalah rumit, dan
membuat perkiraan akurat—dan dengan fakta bahwa hukum yang baru
ditemukan secara khusus telah memberi kesan keberadaan fenomena yang tak
diketahui sebelumnya, yang saat itu telah dinyatakan ada.
Arti, dan kemasyhuran penemu
Karena pengertian yang mereka bolehkan tentang alam keberadaan kita,
dan karena kekuatan lebih dari yang disebutkan untuk pemecahan dan
perkiraan masalah, penemuan hukum alam dianggap di antara usaha
kemanusiaan intelektual terbesar. Karena seluk beluk mereka, secara khas
penemuan mereka telah memerlukan kekuatan pengamatan dan wawasan luar
biasa, dan secara khas penemuan mereka dianggap di antara yang terbaik
dan tercerah oleh yang lainnya di bidang mereka dan, khususnya dalam
kasus Newton dan Einstein, dalam khayalak ramai juga.
Bidang lain
Beberapa teorema dan aksioma matematika
dirujuk pada seperti hukum. Lambang matematika berbeda dari hukum
fisika dalam yang mereka tak memiliki dasar empiris yang eksplisit.
Contoh fenomena lain yang diamati sering digambarkan sebagai hukum termasuk hukum Titius-Bode tentang posisi planet, hukum Zipf pada linguistik, hukum Moore pada perkembangan teknologi. Banyak dari hukum itu jatuh dalam bidang sains yang tak enak. Hukum lain bersifat pragmatis dan pengamatanonal, seperti hukum akibat yang tak diharapkan. Dengan analogi, asas di bidang studi lain kadang-kadang dengan longgar dirujuk pada sebagai "hukum". Ini termasuk pisau cukur Occam sebagai asas filsafat dan asas Pareto pada ekonomi.
No comments:
Post a Comment