MOHON MAAF BLOG SEDANG DALAM PENYETELAN TEMPLATE AGAR KAMI BISA LEBIH PROFESIONAL LAGI DALAM MEMBERIKAN INFO YANG ANDA BUTUHKAN, MOHON BERSABAR INI TIDAK BERLANGSUNG LAMA,TERIMA KASIH ATAS PENGERTIANNYA...
English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Feed Addictive

imbuhan Pakan (feed additives) adalah setiap bahan yang tidak lazim dikonsumsi ternak sebagai pakan, yang dengan sengaja ditambahkan, memiliki atau tidak memiliki nilai nutrisi, dapat mempengaruhi karakteristik pakan atau produk hewan. bahan tersebut meliputi microorganisme, enzim, pengatur keasaman, mineral, vitamin, dan bahan lain tergantung pada tujuan penggunaan dan cara pemakaiannya. Menurut Murwani et. al. (2002) additive adalah bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak maupun kualitas produksi. Zat additive yang diberikan pada ternak digolongkan menjadi 4, yaitu :
  1. vitamin tambahan
  2. mineral tambahan
  3. antibiotik
  4. anabolik (hormonal)

Berbagai macam feed additive yang bersifat non nutritive menurut Wahju (1997) antara lain :
  1. Makanan tambahan pelengkap untuk memperbaiki tekstur dan kekuatan pakan pellet
  2. Flavoring agent yaitu zat pemberi bau enak yang dipergunakan untuk meningkatkan palatabilitas pakan
  3. enzim-enzim yang memperbaiki daya cerna di bawah kondisi tertentu
  4. Antibiotika, senyawa-senyawa arsen dan nitrofurans dipergunakan pada tingkat rendah untuk melindungi pakan dari serangan perusakan oleh mikroorganisme dan mencegah timbulnya keracunan yang disebabkan oleh mikroflora dalam usus.
  5. Antibiotika yang mempunyai spektrum luas (broad spectrum) dan daya absorpsi yang baik ditambahkan ke dalam pakan untuk memerangi penyakit khusus.
  6. Senyawa-senyawa kimia tertentu dipergunakan untuk meningkatkan daya penyembuhan dari antibiotika terhadap penyakit
  7. obat-obat pencegah cacing dalam saluran pencernaan
  8. Antioksidan untuk mencegah kerusakan asam-asam lemak yang tidak jenuh dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak karena proses peroksidasi
  9. sumber-sumber karotenoid ditambahkan dalam pakan untuk memperbaiki pigmentasi dari broiler dan kuning telur
  10. Hormon-hormon yang digunakan untuk memperbaiki metabolisme ayam antara lain :
a. Estrogen untuk memperbaiki pertumbuhan
b. Senyawa-senyawa thyroaktif untuk memperbaiki produksi telur, kualitas telur, kualitas kulit telur dan mencegah degenerasi lemak pada kondisi tertentu.
c. hormon untuk menghentikan molting (jatuh bulu).
Antibiotika adalah kelompok zat kimia yang dapat dibuat secara sintetik ataupun diturunkan dari organisme hidup, yang memiliki khasiat mematikan (bakteriosid) atau menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik). Tujuan utama dari pemberian antibiotika pada ransum adalah agar dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen (bakteri penyebab penyakit), mencegah kerusakan makanan dalam usus oleh bakteri dan mencegah timbulnya racun oleh kerja bakteri (amonia). Efek lebih lanjut dari pemberian antibiotika adalah kondisi kesehatan ternak akan lebih baik, sehingga metabolisme zat gizi pakan akan meningkat. Pengaruh terhadap tingkat produksi yaitu memperbaiki konversi ransum sehingga penggunaan pakan lebih efisien.
Penggunaan antibiotik atau antimikrobial sebagai bahan aditif dalam pakan ternak telah berlangsung lebih dari 40 tahun. Senyawa antibiotik tersebut digunakan sebagai growth promotor dalam jumlah yang relatif kecil namun dapat meningkatkan efisiensi pakan (feed efficiency) dan reproduksi ternak sehingga dengan penggunaan bahan aditif tersebut peternak dapat memperoleh keuntungan lebih. Namun, akhir-akhir ini penggunaan senyawa antibiotik mengalami penurunan dan bahkan di beberapa negara telah melarang penggunaan antibiotik sebagai bahan aditif dalam pakan ternak, hal ini disebabkan karena dua faktor utama. Pertama, kemungkinan hadirnya residu dari antibiotik yang akan menjadi racun bagi konsumen, penyebab kedua antibiotik dapat menciptakan mikro-organisme yang resisten dalam tubuh manusia atau ternak (terutama bakteri-bakteri pathogen seperti Salmonella, E. coli dan Clostidium perfrinens). Dilaporkan penggunaan antibiotik pada pakan ternak unggas di North Carolina (Amerika Serikat) mengakibatkan resistensi ternak terhadap Enrofloxacin, merupakan salah satu antibiotik yang direkomendasikan untuk membasmi bakteri Escherichia coli. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan antibiotika sebagai tambahan bahan pakan :
  1. Kemampuan antibiotika tersebut untuk mengatasi gangguan bakteri pathogen yang sering menyerang ternak.
  2. Antibiotika memiliki tingkat keamanan yang paling baik, yaitu tingkat ambang dosis yang luas, sedikit diabsorpsi oleh dinding usus dan tidak cepat menimbulkan kekebalan
  3. Tidak mengganggu proses metabolisme zat ransum utama di dalam saluran pencernaan, tetapi justru menguntungkan terhadap proses metabolisme
Pada umumnya formula pakan terdiri 60 - 65 % bahan bijian seperti gandum, beras, sorghum, dan jagung dikombinasikan dengan beberapa bungkil kaya lemak. Bahan baku dengan kandungan lemak yang tinggi seringkali menyebabkan ketengikan pada bahan baku maupun pakan. Nilai peroksida di atas 10 dianggap tidak aman dan mengindikasikan terjadinya ketengikan pakan. Kondisi iklim yang panas dan lembab meningkatkan gejala ketengikan oksidatif yang terdiri atas 2 jenis yaitu :
1. Ketengikan hidrolitik
Ketengikan hidrolitik dihasilkan dari aktivitas mikro organisma terhadap lemak menyebabkan proses hidrolisis sederhana lemak menjadi asam lemak, di-gliserida, mono-gliserida dan gliserol. Ketengikan hidrolitik tidak mempengaruhi nilai nutrisi.
2. Peroksidasi lemak
Peroksidasi lemak menyebabkan pembentukan radikal bebas pada ikatan tak jenuh akibat pemisahan hidrogen dari asam lemak tak jenuh, yang menurunkan nilai energi lemak. Reaksi dipercepat dengan kehadiran mineral-mineral jarang yang terdapat dalam oksigen.
Ketengikan oksidatif dari lemak yang tidak jenuh dalam pakan dapat menyebabkan kerusakan vitamin E, A dan D. Hasil perombakan dari ketengikan dapat bereaksi dengan epsilon kelompok amino dari lisin karena dapat menurunkan nilai biologis dan energy pakan. Untuk mencegah terjadinya pengaruh ini dapat ditambahkan antioksidan ke dalam pakan.
Antioksidan adalah zat yang ditambahkan dalam ransum mencegah terjadinya oksidasi lemak. Ada beberapa bentuk antioksidan, di antaranya vitamin, mineral, dan fitokimia, seperti ethoxyquin (6-ethoxy-1,2-dihydro-2,2,4-trimethyl-quinolin) atau BHT (Butylated hydroxytoluen), Diphenyl-p-phenylenediamin (DPPD), namun penggunaannya sekarang sudah dilarang karena berpengaruh buruk terhadap proses-proses reproduksi mamalia. Vitamin E dan antioksidan lain seperti BHT atau Endox dapat menahan peroksidasi dengan mengubahnya kembali menjadi asam lemak semula. Jika peroksida dibiarkan berlanjut akan terjadi pemecahan menjadi aldehid dan keton. Berbagai tipe antioksidan berkerja bersama dalam melindungi sel normal dan menetralisir radikal bebas.
Di banyak negara berkembang yang beriklim panas dan kelembaban tinggi, masalah ketengikan oksidatif meningkatkan morbiditas dan mortilitas, serta memperburuk konversi pakan yang mengurangi pendapatan peternak. Pemanenan dan penyimpanan bahan baku pakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap stabilitas vitamin dan mineral. Penambahan antioksidan ke dalam pakan maupun bahan bakunya dapat secara efektif mengurangi kasus ketengikan oksidatif. Pada umumnya produsen bahan baku tidak menambahkan atas dasar pertimbangan biaya dan penyimpanan dalam waktu lama di bawah kondisi yang buruk seringkali menyebabkan ketengikan oksidatif pada kandungan lemaknya. Dalam kasus yang sama, banyak vitamin dan mineral premix impor disimpan dalam kurun waktu lama. Hanya vitamin yang stabil yang mampu bertahan terhadap kondisi yang buruk. Langkah-langkah untuk meminimalisir tejadinya ketengikan pada pakan :
1. Perbaiki kondisi penyimpanan misalnya ventilasi yang membantu menyediakan udara kering dan dingin,
2. Vitamin dan mineral premiks harus disimpan terpisah dan hanya dicampur sewaktu proses produksi pakan
3. Pakan tidak boleh disimpan lebih dari seminggu
4. Rotasi stok pakan sehingga pakan berumur tua selalu dikonsumsi terlebih dahulu
5. Gunakan antioksidan misalnya vitamin E, BHT dan Endox. Penambahan sodium bikarbonat dan kaolin cukup membantu. Tingkat penggunaan dari kebanyakan antioksidan berkisar 200 - 300 g/ton untuk bahan baku mengandung lebih dari 10 % lemak. Pakan yang ditambahkan antioksidan bisa tahan disimpan selama 3 - 6 minggu bahkan jika disimpan pada suhu tinggi
(50 oC dan kelembaban nisbi 80 - 90 %).
*Yuni Primandini, S.Pt
Alumnus PS S-1 Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNDIP
Mahasiswa Magister Ilmu Ternak Fakultas Peternakan UNDIP
DAFTAR PUSTAKA
Murwani, R., C. I. Sutrisno, Endang K., Tristiarti dan Fajar W. Kimia dan Toksiologi Pakan. 2002. Diktat Kuliah Kimia dan Toksiologi Pakan. Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Semarang. (Tidak Dipublikasikan)
Suprijatna, E., Umiyati A. dan Ruhyat K. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta.

No comments:

Post a Comment