Beberapa mineral merupakan elemen anorganik yang dibutuhkan oleh
ternak untuk pertumbuhan dan reproduksi. Walaupun jumlah yang dibutuhkan
hanya sedikit, keseimbangan dalam tubuh harus tetap terjaga.
Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi
menjadi 2 golongan yaitu golongan essensial dan non essensial.
Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas mineral makro dan
mineral mikro (Parakasi, 1986).
Fungsi mineral secara umum dibagi menjadi 4 macam, yaitu: (1) untuk
pembentukan struktur, (2) untuk fungĂs fisiologis, (3) sebagai katalis,
(4) sebagai regulator. Kandungan pakan mineral dari bahan pakan nabati
sangat bervariasi tergantung dari beberapa faktor seperti: genetik
tanaman, keadaan tanaman tempat tumbuh tanaman tersebut, iklim, musim,
tahap kematangan, dan ada tidaknya pemupukan terhadap tanaman.
Leguminosa biasanya kaya akan mineral Ca, Mg, Fe, Cu, Zn, dan Co.
Rumput-rumputan banyak mengandung mineral Mg, Zn, dan Fe.
Magnesium ( Mg )
Magnesium merupakan mineral makro yang sangat penting. Sekitar 70%
dari total Mg dalam tubuh terdapat dalam tulang atau kerangka
(Underwood, 1981), sedangkan 30% lainnya tersebar dalam berbagai cairan
tubuh dan jaringan lunak (Tillman et al., 2003). Mg dibutuhkan oleh
sebagian besar sistem enzim, berperan dalam metabolisme karbohidrat dan
dibutuhkan untuk memperbaiki fungsi sistem saraf (Perry et al., 200 ).
Selain itu Mg berperan penting untuk sintesis protein, asam nukleat,
nukleotida, dan lipid (Girindra, 1988). Jika mineral Mg yang diberikan
pada ternak kurang maka akan menyebabkan iritabilitas syaraf,
convulsion, dan hypomagnesaernia. Namun, jika berlebih juga tidak baik
untuk ternak, karena akan menyebabkan ekskreta basah.
Indikator defesiensi Mg adalah menurunnya kadar Mg dalam plasma
menjadi 1,2 – 1,8 mg/100ml dari kadar normal sebesar 1,8 – 3,2 mg/100ml
(McDowell, 1992). Tempat utama absorsi Mg pada ternak ruminansia adalah
pada bagian retikulorumen, sekitar 25% Mg diabsorsi oleh hewan dewasa.
Jumlah Mg yang diabsorsi menurun seiring dengan penurunan tingkat
mineral di dalam pakan. Dalam kondisi defisiensi status Mg cadangan
dalam tubuh untuk menggantikan sumbangan dari absorpsi Mg yang rendah
(McDowell, 1992).
Tembaga ( Cu )
Mineral Cu adalah salah satu mineral yang sering dilaporkan defisien
pada ternak ruminansia. Menurut McDowell (1992), defisien Cu dapat
menyebabkan diare, pertumbuhan terhambat, perubahan warna pada rambut
dan rapuh serta mudah patahnya tulang-tulang panjang. Defisiensi
sekunder mineral mikro sering dialami oleh ternak ruminansia walaupun
ternak diberi suplemen mineral dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan
(Kardaya et al., 2001).
Unsur Cu diabsorpsi kurang baik oleh ruminansia dalam metabolisme
tubuh (Kardaya, 2000). Meskipun Cu bukan merupakan bagian dari molekul
hemoglobin, akan tetapi Cu ini adalah komponen yang sangat penting untuk
pembentukkan sel darah merah dan menjaga aktivitasnya dalam sirkulasi
(Nugroho, 1986). Unsur Cu terdapat dalam plasma darah, kandungan Cu
secara normal dalam plasma darah adalah 0,6 Cu/ml (Underwood, 1981).
Besi ( Fe )
Lebih dari 90% Fe yang terdapat dalam tubuh terikat pada protein dan
terutama pada hemoglobin darah mengandung Fe sebanyak 0,34%. Fe juga
terdapat dalam mioglobin, hati, limpa dan tulang. Fe dalam serum darah
terdapat dalam bentuk non hemoglobin yang disebut transferrin atau
siderophilin. Pada individu normal hanya 30-40% transferrin yang membawa
Fe, dalam keadaan normal plasma darah mengandung 240 – 480 mcg% ; pada
sapi dewasa 130 – 140 mcg% (Church, 1991).
Fungsi Fe yang penting adalah untuk absorpsi dan transport O2
ke dalam sel-sel, Fe juga merupakan komponen yang aktif dari beberapa
enzim yaitu sitokrom perioksidase dan katalase. Selain itu Fe berfungsi
sebagai mediator proses–proses oksidasi (Tillman et al., 1998). Unsur Fe
diabsorpsi sesuai dengan kebutuhan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti status Fe dalam tubuh, umur hewan (Underwood dan Sutlle, 1999),
kebutuhan metabolik tubuh, bentuk komponen zat besi yang terdapat dalam
makanan dan ada tidaknya zat-zat nutrisi lain yang mempengaruhi
absorpsi zat besi (Piliang, 2002). Fe lebih banyak diabsorpsi oleh hewan
yang defisien Fe dibanding hewan yang tercukupi kebutuhan Fe, karena
absorpsi dan metabolisme Fe diatur oleh status Fe pada mukosa usus.
Tempat absorpsi Fe pertama adalah duodenum (Underwood dan Sutlle, 1999).
No comments:
Post a Comment