Protein
Protein ialah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi, dari 5.000 hingga lebih dari satu juta. Protein
terbentuk dari ikatan antarmolekul asam amino (disebut ikatan peptida).
Dua molekul asam amino dapat berikatan (berkondensasi) dengan melepas
molekul air sebagai berikut.
Struktur ProteinAda empat tingkat struktur dasar protein, yaitu:
a. Struktur primer, yang menunjukkan jumlah, jenis, dan urutan asam amino dalam molekul protein. Struktur primer juga menunjukkan ikatan peptida yang urutannya diketahui.
b. Struktur sekunder.
c. Struktur tersier, yang menunjukkan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan atau gulungan, dan dengan demikian membentuk struktur yang lebih kompleks. Struktur ini dimantapkan oleh adanya ikatan antara gugus R pada molekul asam amino yang membentuk protein.
d. Struktur kuartener, yang menunjukkan derajat persekutuan unit- unit protein.
Penggolongan Protein
Ditinjau dari stukturnya, protein dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan. Protein sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya, yaitu protein fiber dan protein globular.
Sifat – sifat Protein
a. Ionisasi
b. Denaturasi
c. Viskositas
d. Kristalisassi
e. Sistem koloid
Reaksi – reaksi Pengenalan Protein
a. Uji Biuret
Uji ini digunakan untuk mengetahui
adanya protein. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi larutan
NaOH, kemudian larutan CuSO4 yang encer. Jika terbentuk warna ungu,
berarti zat itu mengandung protein. Uji biuret positif bagi semua zat
yang mengandung ikatan peptida.
b. Uji Xantoproteat
Uji ini digunakan terhadap protein yang mengandung gugus fenil (cincin benzena). Jika protein yang mengandung cincin benzena dipanaskan dengan asam nitrat pekat, maka terbentuk warna kuning yang kemudian menjadi jingga bila dibuat alkalis (basa) dengan larutan NaOH.
Uji ini digunakan terhadap protein yang mengandung gugus fenil (cincin benzena). Jika protein yang mengandung cincin benzena dipanaskan dengan asam nitrat pekat, maka terbentuk warna kuning yang kemudian menjadi jingga bila dibuat alkalis (basa) dengan larutan NaOH.
c. Uji Belerang
Untuk mengetahui ada tidaknya unsur belerang dalam suatu protein, mula-mula larutan protein dengan larutan NaOH pekat (+ 6 M) dipanaskan, kemudian diberi beberapa tetes larutan timbal asetat. Jika terbentuk endapan hitam (PbS), maka itu menunjukkan adanya belerang.
Untuk mengetahui ada tidaknya unsur belerang dalam suatu protein, mula-mula larutan protein dengan larutan NaOH pekat (+ 6 M) dipanaskan, kemudian diberi beberapa tetes larutan timbal asetat. Jika terbentuk endapan hitam (PbS), maka itu menunjukkan adanya belerang.
No comments:
Post a Comment