Semua
makhlukhidup memerlukan mineral untuk proses kehidupan yang normal,
karena mineralmerupakan salah satu zat nutrien yang dibutuhkan oleh
tubuh karena berfungsisebagai pembentukan struktur, untuk fungsi
fisiologis, sebagai katalis danberfungsi sebagai regulator. Semua
jaringan ternak dan pakan mengandung mineraldalam jumlah dan proporsi
yang sangat bervariasi.
Pada ternak ruminansia Zndiabsorpsi didalam rumen dan usus halus. Absorpsi Zn melibatkan transfer Zndari lumen usus halus menuju mukosa sel. Transpor ini diatur oleh metabolisme,sintesis metallothonein dipengaruhi oleh level Zn dalam ransum dan konsentrasiZn dalam plasma, sehingga senyawa tersebut dapat mengatur homeostatis Zndidalam tubuh ( McDowell, 1992 ). Indikasi defisien Zn adalah kadar Zn dalamserum atau plasma menurun dari level normal 0,08 – 0,12 mg100ml menjadi 0,015 –0,02 mg/100ml ( Miller et al., 1988 ).
Mineral yang essensial untuk ternakdiklasifikasikan menjadi mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro terdiri dari Ca, P, K, Na, Cl, S,dan Mg. Sedangkan untuk mineral
mikro terdiri dari Fe, Zn, Cu, Mo, Se, I, Mn,Co, Cr, Sn, V, F, Si, Ni,
dan As. Dalam pemberian ransum atau pakan pada ternakharus diperhatikan
kandungan dan kualitas mineralnya. Karena jika mineral yangdikonsumsi
kurang atau berlebih dari yang dibutuhkan akan menyebabkan efeknegatif
pada ternak
Mineral
Beberapamineral merupakan elemen inorganic yang dibutuhkan oleh ternak untukpertumbuhan
dan reproduksi. Walaupun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit
,keseimbangan dalam tubuh harus tetap terjaga. Berdasarkan kegunaannya
dalamaktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu
golonganessensial dan non essensial. Berdasarkanjumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas mineral makro dan mineral mikro (Parakasi, 1986 ).
Magnesium ( Mg )
Magnesium
merupakan mineral makro yangsangat penting. Sekitar 70% dari total Mg
dalam tubuh terdapat dalam tulangatau kerangka ( Underwood, 1981 ),
sedangkan 30% lainnya tersebar dalamberbagai cairan tubuh dan jaringan
lunak ( Tillman et al., 2003 ). Mgdibutuhkan oleh sebagian besar sistem
enzim, berperan dalam metabolismekarbohidrat dan dibutuhkan untuk
mempernaiki fungsi sistem saraf ( Perry etal., 2003 ). Selain itu Mg
berperan penting untuk sintesis protein, asam nukleat,nukleotida, dan
lipid ( Girindra, 1988 ).
Indikator defesiensi Mg adalah menurunnya kadar Mgdalam plasma menjadi 1,2 – 1,8 mg/100ml dari kadar normal sebesar 1,8 – 3,2mg/100ml ( McDowell, 1992 ). Tempat utama absorsi Mg pada ternak ruminansia adalahpada bagian reticulorumen, sekitar 25% Mg diabsorsi oleh hewan dewasa. JumlahMg yang diabsorsi menurun seiring dengan penurunan tingkat mineral di dalampakan. Dalam kondisi defisiensi status Mg cadangan dalam tubuh untukmenggantikan sumbangan dari absorpsi Mg yang rendah ( McDowell, 1992 ).
Indikator defesiensi Mg adalah menurunnya kadar Mgdalam plasma menjadi 1,2 – 1,8 mg/100ml dari kadar normal sebesar 1,8 – 3,2mg/100ml ( McDowell, 1992 ). Tempat utama absorsi Mg pada ternak ruminansia adalahpada bagian reticulorumen, sekitar 25% Mg diabsorsi oleh hewan dewasa. JumlahMg yang diabsorsi menurun seiring dengan penurunan tingkat mineral di dalampakan. Dalam kondisi defisiensi status Mg cadangan dalam tubuh untukmenggantikan sumbangan dari absorpsi Mg yang rendah ( McDowell, 1992 ).
Seng ( Zn)
Zn
terdapat pada semuajaringan tubuh, tetapi sebagian besar terdapat dalam
tulang. Jumlah yang besarjuga terdapat dalam kulit, rambut, dan bulu
hewan ( Tillman et al., 1998 ). Znberperan penting pada sintesis DNA
serta metabolisme protein sehingga sistemtubuh akan terganggu jika
defisien Zn ( Underwood, 1981 ). Zn juga berperanpenting dalam
metabolisme karbohidrat dan lemak serta pembentukkan sistemkekebalan
tubuh ( Perry et al., 2003 ). Menurut Linder (1992) Zn
merupakanmikromineral yang tersebar didalam jaringan hewan, manusia, dan
tumbuhan sertaterlibat dalam fungsi metabolisme. Zn berperan juga dalam
fungsi berbagaienzim, meningkatkan nafsu makan, produksi telur, daya
tetas telur dan pertumbuhantulang dan bulu pada ayam petelur.Pada ternak ruminansia Zndiabsorpsi didalam rumen dan usus halus. Absorpsi Zn melibatkan transfer Zndari lumen usus halus menuju mukosa sel. Transpor ini diatur oleh metabolisme,sintesis metallothonein dipengaruhi oleh level Zn dalam ransum dan konsentrasiZn dalam plasma, sehingga senyawa tersebut dapat mengatur homeostatis Zndidalam tubuh ( McDowell, 1992 ). Indikasi defisien Zn adalah kadar Zn dalamserum atau plasma menurun dari level normal 0,08 – 0,12 mg100ml menjadi 0,015 –0,02 mg/100ml ( Miller et al., 1988 ).
Besi ( Fe )
Lebih
dari 90% Fe yangterdapat dalam tubuh terikat pada protein dan terutama
pada hemoglobin darahmengandung Fe sebanyak 0,34%. Fe juga terdapat
dalam mioglobin, hati, limpa dantulang. Fe dalam serum darah terdapat
dalam bentuk non hemoglobin yang disebuttransferrin atau siderophilin.
Pada individu normal hanya 30-40% transferrinyang membawa Fe, dalam
keadaan normal plasma darah mengandung 240 – 480 mcg% ;pada sapi dewasa
130 – 140 mcg% ( Church, 1991 ).
Fungsi
Fe yang pentingadalah untuk absorpsi dan transport O2 ke dalam sel –
sel, Fe juga merupakankomponen yang aktif dari beberapa enzim yaitu
sitokrom perioksidase dankatalase. Selain itu
Feberfungsi sebagai mediator proses – proses oksidasi ( Tillman et al.,
1998 ).Unsur Fe diabsorpsi sesuai dengankebutuhan dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti status Fe dalam tubuh,umur hewan ( Underwood dan
Sutlle, 1999 ), kebutuhan metabolik tubuh, bentukkomponen zat besi yang
terdapat dalam makanan dan ada tidaknya zat – zat nutrisi lain yang
mempengaruhi absorpsi zatbesi ( Piliang, 2002 ). Fe lebih banyak
diabsorpsi oleh hewan yang defisien Fedibanding hewan yang tercukupi
kebutuhan Fe, karena absorpsi dan metabolisme Fediatur oleh status Fe
pada mukosa usus. Tempat absorpsi Fe pertama adalahduodenum ( Underwood
dan Sutlle, 1999 ).
Tembaga ( Cu )
Mineral
Cu adalah salahsatu mineral yang seiring dilaporkan defisien pada
ternak ruminansia. MenurutMcDowell ( 1992 ), defisien Cu dapat
menyebabkan mencret, pertumbuhanterhambat, perubahan warna pada rambut
dan rapuh serta mudah patahnya tulang –tulang panjang. Defisiensi
sekunder mineral mikro sering dialami oleh ternakruminansia walaupun
ternak diberi suplemen mineral dalam jumlah yang mencukupikebutuhan (
Kardaya et al., 2001 ).
Unsur
Cu diabsorpsi kurang baik oleh ruminansiadalam metabolisme tubuh (
Kardaya, 2000 ). Meskipun Cu bukan merupakan bagiandari molekul
haemoglobin, akan tetapi Cu ini adalah komponen yang sangatpenting untuk
pembentukkan sel darah merah dan menjaga aktivitasnya dalamsirkulasi (
Nugroho, 1986 ). Unsur Cu terdapat dalam plasma darah, kandungan
Cusecara normal dalam plasma darah adalah 0,6 Cu/ml ( Underwood, 1981 ).
Daftar Pustaka:
Daftar Pustaka:
Church, D. C. 1991. The Ruminal Animal : Digestive, Physiology andNutrition. Volume 2. Prentice Hall, New Jersey.
Girindra, A. 1998. BiokimiaPatologi Hewan. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kardaya,
D., Supriyati,Suryahadi, dan T Toharmat. 2001. Pengaruuh suplementasi
Zn-Proteinat,Cu-Proteinat dan amonium molibdat terhadap performans domba
lokal. MediaPeternakan, 24 (11) : 1-9
Kardaya,
D. 2000. Pengaruhsuplementasi mineral organik (Zn-Proteinat,
Cu-Proteinat) dan amonium molibdatterhadap performans domba lokal.
Tesis. Program Pasca Sarjana. InstitutPertanian Bogor, Bogor.
Linder,
M. C. 1992.Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Dengan pemakaian secara
klinis. Terjemahan.A. Parakkasi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
McDowell, L. R. 1992. Mineral in Animal and Human Nutrition. AcademicPress, INC, San Diego.
Miller, J. K., N. Ramsey and F. C. Madson. 1998. The Trace Elements. In: Church, D. C. (Ed). The Ruminal Animal : Digestive, Physiology andNutrition. Prentice Hall, New Jersey.
Nugroho. 1986. PenyakitKekurangan Mineral pada Sapi. Penerbit Eka Offset. Semarang.
Parakkasi, A. 1986. IlmuNutrisi dan Makanan Ternak Monogarstrik Vol IB . Direktorat JenderalPendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Perry,
T. W., A. E. Cullison and R.S. Lowrey. 2003. Feeds and Feeding.Sixth
Edition. Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.
Piliang, W. G. 2002.Nutrisi Mineral. Edisi Kelima. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tillman,
A. D., H. Hartadi,S Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosukujo. 1998. Ilmu MakananTernak Dasar. Cetakan Ke- 6. Fakultas
Peternakan. Universitas Gajah Mada.Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Underwood, E. J. and N. F. Suttle. 1999. The Mineral Nutrition ofLivestock. Third Edition. CABI Publishing, London.
Underwood, E. J. 1981. The Mineral Nutrition of Livestock. SecondEdition. Commonweath Agricultural Bureaux, London.
No comments:
Post a Comment